Jumat, 23 Juni 2017

Sebuah Renungan Penghujung Ramadhan

Kepalaku tertunduk lesu seketika setelah membaca sebuah pesan di salah satu grup Whatsapp. Ah ... inikah sesungguhnya perasaan kecewa yang mendalam setelah melambungkan harapan? Sebenarnya ini bukan kecewa yang pertama, aku sudah pernah berkali-kali kecewa. Namun waktu yang bergulir seperti menggerus kenangan pedih tentang harapan yang pupus.

Tapi di malam ini, rasa kecewa itu kembali kukecap. Rasanya menusuk hingga ke dalam dan derai air mata tanpa kumengerti mengalir dengan tak terbendung. Gagal lagi. Terbang menghilang kembali asa yang sempat memercik di dada. Kusembunyikan air mata melalui mushaf pink yang tengah kupegang. Airnya merembes membasahi lembarannya. Seketika beragam pemikiran menghampiri.

Tiba-tiba aku seperti diingatkan akan penderitaan yang dialami mungkin jutaan orang lainnya. Saat malam kemenangan tiba, dan orang-orang di sekitar merayakan dengan membeli baju baru, makanan yang mengenyangkan lagi mahal. Namun ada orang-orang yang hanya bisa menatap hampa di emperan toko yang hiruk-pikuk dengan kesibukan menyambut hari raya. Dalam hitungan nano detik, wajah-wajah penuh debu dan baju yang coreng-moreng dengan kotoran terbit di mataku. Lebih jauh lagi, aku merasa aku adalah mereka. Lesak air mata semakin tak terbendung saat mengingat nestapa mereka.... Mungkin ini caranya, Ia ingin mengingatkan hamba-hamba-Nya bahwa ada orang di luar sana yang tidak bisa merasakan meriahnya lebaran karena mereka tak punya cukup uang. Kesedihan adalah cara Allah menyentuh sisi empati manusia, ya mungkin itu salah satu maksud dari semua ini.

Air mataku telah surut kini. Namun kisah itu masih terngiang. Aku masih mencoba merajut berbagai hikmah yang mungkin Allah ingin sampaikan pada kami; hamba-Nya. Lalu ku kembali terkenang kisah sosok-sosok yang lain. Mereka yang ditahan sebagian rezeki yang diidamkan, namun pada akhirnya diberikan di waktu yang sungguh terbaik. Atau bahkan kisahku sendiri, ketika rezekiku diambil karena itulah yang terbaik bagi diriku...

Ya, memang sebenarnya perkara seorang mukmin sungguhlah ajaib, seperti apa yang pernah Rasulullah SAW sabdakan. Semuanya bisa bernilai kebaikan jika kita mau terus berbaik sangka pada-Nya. Dan sungguh Allah pun berfirman bahwa Ia sesuai prasangka hamba-Nya....

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).


Cinere, Ramadhan Day 28

Selasa, 20 Juni 2017

Belajar dari Fenomena Oleh-Oleh Kekinian dan Selebgram di SMESCO Halal Lifestyle Trend 2017

Assalamualaikum gaes! Udah seminggu lebih nggak ngisi postingan apa-apa nih, haha. Gimana puasanya? Alhamdulillah puasa gw lancar nih, sekeluarga sehat semua. Semoga kalian juga sehat dan fit selalu nih ya dalam menjalankan ibadah di penghujung Ramadhan aamiin. Btw, sebenarnya ada banyak cerita menarik yang bisa gw kisahkan pada kalian pembaca setia blog gw (yang entah ada atau enggak wkwkw). Eh iya sebelomnya sori nih ya, gw jadi nggak formal gini bahasanya, padahal dari kemaren udah kasual pake saya-saya-an segala. Gw cuma lagi mau ngalirin ide yang terlintas di benak gw sih.

Sebenernya ini malem gw lagi nontonin vlognya Gita Savitri Devi ketika tiba-tiba ide untuk bikin postingan ini melintas. Gita Savitri Devi. Seorang vlogger, blogger, sekaligus selebgram yang namanya belum lama gw kenal. Semua berawal dari event SMESCO Halal Lifestyle alias event kantor gw yang diadakan 13-15 Juni kemarin. Nah, Gita ini ceritanya jadi salah seorang pengisi acara di event Halal Lifestyle ini, tepatnya di hari kedua. Hmmm ... gw sih nggak bisa cerita panjang lebar ya, soal detail event SMESCO Halal Lifestyle Trend 2017 ini gimana. Overall sih, lumayan lah, Alhamdulillah aja dah ya acara berjalan lancar dari hari pertama sampe hari terakhir. Nggak ada keanehan fatal apapun yang mungkin aja bisa terjadi di sebuah event. Mungkin permasalahan ada pada traffic pengunjung yang bisa dibilang tidak begitu ramai. Naaaah, tapi sodara-sodara, traffic acara dan medsos (yang gw pegang) sempat meningkat pada hari kedua. Nggak lain nggak bukan karena si Gita Savitri Devi, yang namanya mirip ama gw ini wkwkw (nama doang Dev, nama).


Semenjak pra-event, ketika gw masih melakukan promo di medsos, banyak yang nanya-nanya ketika mereka tahu si Gita ini jadi salah satu bintang tamu di acara kita. Khususnya di Instagram ya. Dan ternyata saat hari-h, Gita ini memang jadi salah satu yang menarik pengunjung, yang mana mereka adalah penggemar setianya Gita. Kebanyakan dari mereka adalah remaja cewek yang menikmati vlog-nya Gita. Sebenernya ada banyak yang bisa gw ceritain dari sosok Gita ini sih. Yang jelas, ternyata doi nggak seperti kebanyakan selebgram yang pernah gw tau. Dia nggak sekadar endorser, tapi mungkin bisa dibilang embody what influencer is about. Gw baru tahu, bahwa ternyata di vlog-nya itu nggak sekadar seputar make up atau hijab tutorial, atau review make up dan skincare, atau seputar kesehariannya seorang Gita. Tapi dia juga menyisipkan konten-konten serius seperti share opini isu-isu yang lagi hangat, kayak misalnya tentang Suriah, atau islamophobia dll.

Fotonya terlalu bercahaya, karena kami baru turun dari kahyangan~ XD

Btw, Gita ini juga tau tentang MBTI loh. Pas gw ketemu dia di ruang VIP untuk bikin video promo singkat (yang mana viewnya rekor di IG Halal, mencapai 3000 view), gw sempat singgung dikit soal tipe MBTI dia. Gita ini seorang INTJ, i repeat I-N-T-J. Trus kenapa, Dev? Ya nggak apa-apa sih. Cuma keinget aja bahwa tipe INTJ di kalangan cewek itu menurut statistik amat sangat langka, semacam INFJ cowok yang juga makhluk langka. Mungkin ini bisa sedikit menjelaskan tentang visi misi Gita ketika vlogging. Ngikutin sesi talkshow-nya pun membuat gw semakin mempelajari sosok Gita yang tergolong inspiring ini. Gw udah nggak gitu inget sih apa aja yang dia share (maafkeun heuheu), tapi intinya siiiiih dia berharap bisa membuka pikiran orang-orang yang menonton konten videonya. Intinya dia mau bikin konten video yang bergizi. Gw udah nonton beberapa videonya, tapi belom yang serius sih, hehe. Yang gw tonton itu daily make up tutorial-nya Gita. Dan dua video tentang daily make up dia yang gw tonton, gw berpikir nih anak lucu juga ya wkwkw. Nggak kayak kebanyakan vlogger yang pernah gw tonton sih. Doi apa adanya banget gitu hehe. Dia bilang, "bikin alis itu melelahkan dan nggak efisien. Iya sih suka gambar, tapi bukan gambar alis". Tapi ya gimana sih ya Git, banyak follower yang pasti penasaran ama tampilan make up dirimu yaaa hahaha. Dan kehadiran Gita sebagai seorang selebgram dan vlogger ini emang mewarnai event SMESCO ya. Nggak hanya bawa massa di offline dan online, selepas sesinya dia orang-orang udah pada nungguin buat foto bareng. Antriannya pun nggak kalah sama antrian Lamington Pontianak wkwkw.


Ngomong-ngomong, udah pada tahu belom Lamington Pontianak itu apaan? Lamington Pontianak ini adalah oleh-oleh kekinian dari Pontianak milik artis Glenn Alinski. Dia masuk dalam jejeran oleh-oleh kekinian milik Jannah Corp (yang di dalamnya ada Bandung Makuta, Surabaya Snowcake, Mamahke Jogja, dan buanyak lainnya). Lamington itu sebenernya nama kue khas Australia tapi kayaknya dimodifikasi ngikutin selera Indonesia sih, terbukti Lamington ini ada yang rasa durian gitu.


Naaaaah, bicara soal Lamington Pontianak, ini dia nih hal lain yang juga memeriahkan event SMESCO Halal Lifestyle kemaren. Dari hampir 100 tenant yang ikutan bazar produk muslim friendly dari berbagai sektor (fashion, kuliner, B2B, travel agent, dll), bisa dibilang Lamington Pontianak ini yang paling sukses meraup untung cukup besar. Berdasarkan hasil wawancara tim redaksi Halal Lifestyle dengan True Money selaku penyelenggara transaksi e-money sepanjang acara, Lamington Pontianak meraih omset sampai 20 juta. Lumayan gede juga sih, mengingat itu acara lagi bulan puasa, dan traffic yang nggak gitu ramai. Dan bisa dibilang, Lamington juga ngebawa traffic buat acara Halal Lifestyle ini. Meski yang sedikit disayangkan, trafficnya banyak juga diisi sama babang ojek online yang beli pesanan orang, dan kebanyakan pembeli lain pun cuma hit and run aja, KAYAKNYA ya.

Antrian Lamington udah dari pagi sejak stand baru dibuka, warbiyasak


Bercermin dari kesuksesan Lamington Pontianak di event SMESCO Halal Lifestyle Trend 2017 ini, yang namanya oleh-oleh kekinian ini ternyata bisa jadi magnet mendatangkan orang ya. Padahal menurut gw sih, dibanding Bandung Makuta atau Surabaya Snowcake ya, pamornya Lamington masih nggak terlalu sebanding. Namun tetep aja sukses menarik minat warga Jakarta. Gw sendiri dari kapan entah udah penasaran ama oleh-oleh kekiniannya seleb yang lagi marak di media sosial raya di Indonesia. Walau belakangan jadi agak mempertanyakan beberapa yang kabarnya nggak sebanding rasa dan hype serta antrian yang naudzubillah. Alhamdulillah, kemaren gw kebagian rezeki icip Lamington rasa keju. Lembut dan kerasa sih kejunya ya, apalagi yang gw cicipin habis ditaro di pendingin, jadinya dingin-dingin empuk gimana gitu hehee. Tapi yaaaa cheese cake aja sih pada dasarnya. Kabarnya menurut teman gw si Mulki, yang rasa Red Velvet lebih enak.

Jadiiii, ada benang merah yang bisa disangkut-sangkutin nggak nih dari kasus Gita Savitri Devi dan Lamington Pontianak? Ada banget dong tentunya. Satu kata aja: media sosial. Gita Savitri Devi sebagai selebgram dan Lamington Pontianak sebagai produk kuliner, menjadi viral melalui media sosial. Mungkin inilah salah satu bukti nyata "The Power of Social Media" yang bisa memberi influence cukup besar bagi pasar.




Jumat, 09 Juni 2017

[Review] Kajian Hijup Ramadhan Festival: Wahai Muslimah, Sesungguhnya Allah Mencintaimu

Mencari kebahagiaan hakiki

Salah satu kebahagiaan hakiki nan sederhana yang bisa dirasakan seorang manusia adalah mendapatkan jawaban atas pertanyan-pertanyaan yang sedang ia pikirkan. Pernah nggak sih kamu bertanya-tanya akan hal-hal, merasakan keragu-raguan dan kecemasan dalam hidup? Saya sedang mengalaminya--well, bisa dibilang sering sih hehe. Dan Kajian Ustadzadh Halimah Alaydrus hari ini seolah menjadi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan saya.

Berhubung ini bulan Ramadhan, dan saya sedang ingin kembali ke jalan-Nya yang benar, maka Kajian Ramadhan yang diadakan Hijup di hari Jumat ini menarik perhatian saya. Salah satu sisi positif bekerja di Halal Lifestyle saat ini adalah waktu yang cukup fleksibel. Dan alhamdulillah, diizinkan sama Pimred Halal Lifestyle (Mbak Tami makasih banyak yaa). Kajiannya sendiri diadakan di The Hall Senayan City, jam 11.00-12.30. Kajian ini jadi salah satu dari rangkaian acara-acara yang diadakan Hijup Ramadhan Festival.


Tema kajian Ustadzah ini menyentuh banget, makanya bikin saya memutuskan untuk datang ke kajian ini. Well, awalnya sih saya memang diinformasikan adanya kajian ini sama salah seorang teman saya, Mbak Iefa (makasih infonya ya mbak). Belakangan saya baru tahu kalau kita harus pilih di antara dua kajian yang diadakan Hijup hari ini, yaitu kajian Ustadzah Halimah atau Ustadz Yusuf Mansur.

"Duhai Wanita, Allah Mencintaimu", itu tema yang menjadi topik tausiyah dari Ustadzah Halimah tadi. Mungkin karena kajian ini banyak didatangi ibu-ibu, jadi agak ibu-ibu sentris gitu sudut pandangnya, tapi bisalah diaplikasikan ke semua orang. Hal pertama yang menyentuh dan membangkitkan semangat adalah ketika ustadzah bilang, "Wahai muslimah, jika suamimu berlaku tidak baik padamu, jangan bersedih. Sungguh, Allah akan memberikan kebaikan yang banyak padamu. Karena Allah sungguh Mencintaimu. Maka, pantaskan dirimu untuk menjadi orang yang dicintai-Nya".

Dalam hidup ini, banyak hal-hal yang berjalan nggak sesuai dengan ekspektasi dan harapan kita. Dalam berumah tangga, tidak selalu semua berjalan seperti cerita Drama Korea. Nggak selalu seorang muslimah mendapatkan sosok imam yang penyayang, perhatian dan mau menjaganya. Ada kalanya muslimah harus menghadapi sosok suami yang galak, nggak perhatian, berkata kasar dan lain-lain. Bahkan harus menghadapi kasus perselingkuhan. Setelah mendengar cerita berbagai orang, dan melihat ke sekeliling, memang kondisi tidak ideal itu sangat mungkin terjadi. Namun ternyata, ada banyak hikmah di balik kejadian-kejadian tersebut. Dan semua kejadian menyedihkan dalam hidup sesungguhnya untuk mengingatkan kita agar kembali pada-Nya. Karena hanya Allah yang nggak akan pernah meninggalkan kita. Semua hal di dunia ini bisa berubah, nggak ada yang abadi. Tak ada yang benar-benar milik diri kita. Namun Allah selalu ada, hanya Ia Yang Abadi. Maka dalam hidup ini, cinta-Nya lah yang paling utama. Gimana cara agar kita mendapatkan cinta-Nya?



Ada empat poin yang disampaikan oleh Ustadzah Halimah Alaydrus. Yang pertama, pilihlah selalu Allah dalam hidupmu. Ada sebuah riwayat menarik yang bisa menjadi analogi yang baik dari poin ini. Yaitu kisah seorang muslimah di zaman Rasulullah yang menunjukkan ketaatan dan konsistensinya dalam memilih Allah dan Rasulnya. Ia bersedia menikahi seorang pemuda bernama Julaibib, yang tidak tampan dan tidak memiliki nasab keluarga karena itulah yang dikehendaki Rasulullah. Kisah itu bisa jadi pelajaran bagi kita untuk mengerjakan segala sesuatu bukan berdasarkan kehendak diri sendiri. Namun pilihlah apa yang menjadi ridho-Nya.

Poin kedua adalah pilihlah jalan taqwa. Hidup di zaman masa kini emang banyak banget tantangannya. Bagi yang belum menikah, pilihan untuk menjalin hubungan yang nggak halal pun menjadi godaan. Betapa berat meninggalkan kosmetik atau produk-produk lainnya yang bagus tapi mengandung bahan-bahan yang haram. Betapa banyaknya godaan jerat riba. Namun, apapun itu, laksanakan perintah-Nya dan jauhilah larangan-Nya. Mungkin dalam pelaksanaannya nggak selalu mudah karena ya itu ujiannya. Namun kita selalu bisa bangkit lagi, setelah terjatuh berkali-kali, Pintu taubat selalu terbuka selama kita masih diberi kesempatan hidup bukan?

Poin ketiga dalam meraih cinta-Nya, bersandarlah selalu pada Allah semata. Kalo kata Ustadzah, bersandar yang lepas aja. Kayak kalo kita lagi mau senderan di bahu orang di saat lelah. Atau seperti ketika kita tidur. Lepas gitu aja nggak ada perlawanan. Seperti itulah seharusnya kita menjalani hidup kita. Karena apapun yang menjadi pemberian-Nya, yakini itu yang terbaik dari Allah. Dan poin terakhir yang penting, banyak-banyak berdoa. Nggak boleh jauh dari doa. Dan doakan semuanya, anak-anakmu, saudara, kedua orang tua, orang-orang sekeliling, umat dan termasuk doa untuk diri sendiri.

Masya Allah, dateng ke kajian ini emang jadi penyegaran dan recharge iman banget buat diri saya pribadi. Manusia memang harus selalu diberi reminder, terus-menerus karena kita ini tempatnya lupa, tempatnya khilaf. Dan sejauh perjalanan hidup ini, sering disadarkan, dunia ini kadang emang terasa apa banget deh hehehe. Kesenangan yang ditawarkannya semu, dan pada akhirnya kita akan kembali berhadapan dengan ruang kehampaan dalam hidup yang bikin sekujur tubuh dan tulang-belulang rasa remuk. Padahal kita nggak banyak melakukan aktivitas fisik yang berat. Memang, kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan dunia dan akhirat. Dan pilihlah selalu kebahagiaan yang abadi, yakni kebahagiaan akhirat kelak.

Salah satu kebahagiaan dunia bagi wanita. Btw itu nama brand-nya kayak nama saya, semoga pertanda wkwkw
ini unyu banget scarf segiempatnya


Btw, di acara Hijup Ramadhan Festival, selain mendapatkan kajian dan tausiyah penyejuk iman, juga ada bazaar baju dan hijab penyejuk mata, dengan diskon gila-gilaan. Ada scarf square denga motif printed gitu yang jadi inceran saya dari kemaren. Itu loh, yang lagi kekinian dipake selebgram-selebgram, yang warnanya pastel unyu, dan motif bunga-bunga ala watercolor gimana gitu. Udah gitu tadi nemu baju bahannya tebel kece gitu, harganya juga tergolong murah. Look kayak harga 300-500rb-an, tapi harganya 150rb. Dan tadi nemu lip cream inceran baru, pixy lip cream no 01, chic rose. Alhamdulillaah belum dikasih rezeki untuk ngeborong hehehe.

pixy lip cream no.01 ini oke banget
nyicipin lipstik gapapa, asal jangan dijilat terus ditelen



Rabu, 07 Juni 2017

[Resep] Segarnya Es Bubur Sumsum Keju untuk Si Kecil yang Berpuasa

Es Poceju Kraft (Sumber: Youtube Kejumoo)

Buah hati Halallovers baru saja belajar berpuasa sampai beduk Maghrib? Ada baiknya memberikan sedikit reward atas usaha buah hati dengan hidangan spesial saat berbuka. Keju adalah salah satu jenis makanan yang banyak digemari anak-anak. Gurih dan lembutnya keju membuat hidangan ini biasa disajikan sebagai kudapan seperti hamburger, sandwich, atau cake dan pastry. Namun keju juga bisa dijadikan bersama minuman es yang menyegarkan, yang pastinya akan digemari anak-anak. Salah satu resep yang bisa dicoba oleh Halallovers untuk berbuka nanti adalah Es Poceju Kraft atau es bubur sumsum keju. Es poceju ini merupakan es bubur sumsum seperti es pocong, namun ditambahkan parutan keju. Berikut bahan dan cara membuatnya, seperti dikutip dari akun Youtube Kejumoo.

Bahan-bahan yang dibutuhkan:

500 gram santan kental
100 gram gula pasir
1 lembar daun pandan
5 gram vanili
200 gram tepung beras
100 gram pisang (raja/tanduk/kapok)
100 gram pacar cina hijau siap pakai
250 ml sirup coco pandan
50 ml susu cair
es batu secukupnya
100 gram keju cheddar parut



Pertama yang harus dilakukan adalah buat bubur sumsum keju. Cara membuatnya, campurkan santan, susu cair, vanili, gula pasir dan daun pandan. Lalu aduk rata sampai mendidih. Setelah mendidih, sisihkan santan sebanyak 100 gr, kemudian larutkan bersama tepung beras. Setelah dilarutkan, rebus bersama santan yang telah masak tadi. Masukkan keju cheddar parut, setelah itu aduk rata hingga tampilannya menjadi seperti bubur. Matikan, lalu angkat dan dinginkan bubur sumsum.

Untuk penyajian, siapkan mangkuk, lalu masukkan es batu dan pacar cina. Siram es dengan sirup cocopandan. Masukkan bubur sumsum ke atas es. Dan tambahkan tiga buah pisang yag dipotong-potong. Lalu tambahkan susu cair dan parutan keju cheddar di atasnya. Es Poceju pun siap disajikan. Selamat mencoba, Halallovers. 

Jumat, 02 Juni 2017

Memetik Inspirasi dari Film "Hidden Figures" dan "The Founder"



Terkadang kebahagiaan didapat dari hal-hal yang sederhana, sesederhana maraton film bergizi di hari liburan. Rabu (1/6) kemarin hari libur nasional lagi, hari Pancasila. Dan saya melewatinya dengan menghabiskan waktu di rumah baru sahabat saya, Bidari. Tadinya kami berniat bukber sekalian di bellevue, tapi berhubung keburu mager dan kemaleman juga takutnya, akhirnya kami memilih anteng di kamar Bidari selama berjam-jam sampai malam hari. Seperti biasa, selain ngobrol, Bidari biasanya akan menawarkan mau nonton film apa. Karena sahabat saya yang satu itu emang koleksi filmnya banyak banget, mulai dari film Hollywood, Korea, Jepang, Indonesia sampe Bollywood. Biasanya saya paling bingung kalo ditanya, mau nonton apa--terutama kalo nontonnya dari laptop. Pilihan jatuh pada dua buah film biografi, yang satu judulnya Hidden Figures, satunya lagi The Founder. Sebenernya genre biografi bukan genre film kesukaan saya. But then again, kalo pun ditanya saya nggak pernah benar-benar tahu saya ini suka film genre apa.


Film pertama yang kami tonton sambil menanti waktu berbuka berjudul "Hidden Figures". Film ini bercerita tentang kisah sejarah tiga orang wanita Afrika Amerika yang menjadi tokoh penting di NASA. Pada masa itu, rasisme di Amerika masih tinggi banget. Di wilayah tempat ketiganya tinggal, saya lupa apa nama negara bagiannya, belum ada undang-undang kesetaraan ras gitu. Jadinya semuanya dipisahin antara orang-orang kulit putih dan kulit berwarna. Selama nonton film itu saya miris banget dan jadi sedih juga rasanya ngeliat perlakuan tidak adil yang diterima oleh kaum Afrika Amerika di sana. Bayangin aja, untuk toilet aja dipisah antara kulit putih dan kulit warna. Nggak hanya toilet, tapi hampir semua fasilitas, mulai dari perpustakaan, pendidikan, pekerjaan, dari hal paling besar sampe paling printilan, semuanya dibedakan! Sedih banget deh liatnya. Dari film ini saya jadi belajar soal penerbangan pertama manusia ke luar angkasa yang dilakukan oleh astronot bernama John Glenn. Ada banyak banget deh yang bisa kamu dapat kalau menonton film ini. Belum lagi akting dari para aktor yang mumpuni. Salah satu yang bikin saya kaget sesungguhnya adalah tampilan Mbak Kirsten Dunst di film ini. Aktris yang dulunya terkenal dengan perannya di film Jumanji dan Spiderman (as Mary Jane) ini keliata beda gitu. Mungkin karena udah makin berumur ya... hehehe... (Maaf mbak Kirsten :p). Overall saya mau kasih bintang empat untuk film ini.

Kirsten Dunst jadi "antagonis"

Film kedua yang saya dan Bidari tonton itu judulnya The Founder. Kami menontonnya selepas berbuka, sambil ditemani sepiring sate ayam. Film ini berkisah tentang sejarah berdirinya franchise Mc Donalds. Saya ingat, Bidari bilang menurut temannya (yang merekomendasikan film ini), sesudah menonton film ini kamu nggak bakalan mau lagi makan di McD. Waaah, kenapa tuh, pikir saya sebelum menonton film ini.


Rupanya, dalam film ini tergambar sosok Ray Kroc, pengusaha di balik resto fast food terbesar (nomor satu) di dunia, yang mau menghalalkan segala cara untuk dapat meraih apa yang ia inginkan. Sosok kayak gitu biasanya kan lekat dengan sosok antagonis di sebuah karya fiksi ya. Tapi melalui film ini, kita bisa melihat dari berbagai sudut pandang. Iya, apa yang dilakukan Ray Kroc itu nggak baik dan barokah kalo dalam berbisnis, tapi tetap ada hal-hal dari diri Ray yang patut ditiru oleh siapapun, terutama yang mau jadi pengusaha. Yaitu kegigihan dan ketekunan dalam meraih apa yang diimpikan. Ada quote dari Ray yang saya suka:


Sosok kontroversial dan menggebu-gebu Ray Kroc, otak dibalik franchise raksasa "McDonalds"

"I know what you're thinking, how the heck does a fifty-two year old, over the hill, milkshake machine salesman build a fast food empire with 1,600 restaurants and an annual revenue of 700 million dollar? One word: 'persistence'."
Di balik sisi menghalalkan segala cara, ada beberapa hal sih yang saya kagumi, yaitu kecekatan Ray dalam mengambil peluang, mindset growing bisnis, dan juga ketekunan dia dalam bekerja. Dia bahkan nggak segan untuk turun tangan langsung seperti misalnya waktu dia harus ikutan bersih-bersih restoran. Dia juga bukan tipikal perngusaha dengan mindset orang-kaya-manja. Overall untuk film ini saya kasih empat bintang juga.

Menonton dua film biografi itu bikin saya mikir, seru sih ternyata ya belajar sejarah dari sebuah film. Lebih ngena gitu. Kalo kata Stifin saya yang Introvert Intuiting ini, salah satu metode belajar buat orang dengan tipe kecerdasan macam saya emang melalui film hehehe. Harus lebih rajin nonton film yang bergizi kayak Hidden Figures dan The Founder nih.

4 Jenis Skincare Ini Wajib Kamu Jalani Agar Wajahmu Awet Muda

Sumber: https://content.mybeautymatches.com/dist_1.0/editorial/Korean-Skin-care-1.jpg Pernah enggak Ladies, saat bercermin, kamu m...