Jumat, 23 Juni 2017

Sebuah Renungan Penghujung Ramadhan

Kepalaku tertunduk lesu seketika setelah membaca sebuah pesan di salah satu grup Whatsapp. Ah ... inikah sesungguhnya perasaan kecewa yang mendalam setelah melambungkan harapan? Sebenarnya ini bukan kecewa yang pertama, aku sudah pernah berkali-kali kecewa. Namun waktu yang bergulir seperti menggerus kenangan pedih tentang harapan yang pupus.

Tapi di malam ini, rasa kecewa itu kembali kukecap. Rasanya menusuk hingga ke dalam dan derai air mata tanpa kumengerti mengalir dengan tak terbendung. Gagal lagi. Terbang menghilang kembali asa yang sempat memercik di dada. Kusembunyikan air mata melalui mushaf pink yang tengah kupegang. Airnya merembes membasahi lembarannya. Seketika beragam pemikiran menghampiri.

Tiba-tiba aku seperti diingatkan akan penderitaan yang dialami mungkin jutaan orang lainnya. Saat malam kemenangan tiba, dan orang-orang di sekitar merayakan dengan membeli baju baru, makanan yang mengenyangkan lagi mahal. Namun ada orang-orang yang hanya bisa menatap hampa di emperan toko yang hiruk-pikuk dengan kesibukan menyambut hari raya. Dalam hitungan nano detik, wajah-wajah penuh debu dan baju yang coreng-moreng dengan kotoran terbit di mataku. Lebih jauh lagi, aku merasa aku adalah mereka. Lesak air mata semakin tak terbendung saat mengingat nestapa mereka.... Mungkin ini caranya, Ia ingin mengingatkan hamba-hamba-Nya bahwa ada orang di luar sana yang tidak bisa merasakan meriahnya lebaran karena mereka tak punya cukup uang. Kesedihan adalah cara Allah menyentuh sisi empati manusia, ya mungkin itu salah satu maksud dari semua ini.

Air mataku telah surut kini. Namun kisah itu masih terngiang. Aku masih mencoba merajut berbagai hikmah yang mungkin Allah ingin sampaikan pada kami; hamba-Nya. Lalu ku kembali terkenang kisah sosok-sosok yang lain. Mereka yang ditahan sebagian rezeki yang diidamkan, namun pada akhirnya diberikan di waktu yang sungguh terbaik. Atau bahkan kisahku sendiri, ketika rezekiku diambil karena itulah yang terbaik bagi diriku...

Ya, memang sebenarnya perkara seorang mukmin sungguhlah ajaib, seperti apa yang pernah Rasulullah SAW sabdakan. Semuanya bisa bernilai kebaikan jika kita mau terus berbaik sangka pada-Nya. Dan sungguh Allah pun berfirman bahwa Ia sesuai prasangka hamba-Nya....

"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).


Cinere, Ramadhan Day 28

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

4 Jenis Skincare Ini Wajib Kamu Jalani Agar Wajahmu Awet Muda

Sumber: https://content.mybeautymatches.com/dist_1.0/editorial/Korean-Skin-care-1.jpg Pernah enggak Ladies, saat bercermin, kamu m...