 |
| Benda sakral dalam kehidupan harian gw: dompet dan tiket kereta (minus HP, itu juga penting, dan buku harian cuma buat gaya aja) |
Selama ini saya mikir, apa sih hal-hal yang bisa bikin saya sebel dan kesel. Banyak orang sebel dan bete dengan asap rokok (saya juga keganggu sih), atau bete dengan orang yang ngaret, dan macem-macem. Sebagai plegmatis tulen, ENFP dan segudang label tipe kepribadian lainnya yang biasanya mengarahkan pada sisi easy going, saya cenderung bisa mengatasi ketidaknyamanan. Nggak banyak mendongkol. Tapi siang ini saya menyadari sesuatu. Orang plegmatis bin perceiver tulen macam saya bisa juga dongkol karena hal ini.
Rencana yang nggak berjalan sesuai harapan. Sebenernya kejadian ini bukan masalah besar sih. Kemaren sore, setelah saya mengecek hilal di ATM, saya segera mempersiapkan pos-pos kebutuhan terpenting saya selama beberapa waktu ke depan. Saya langsung ngisi saldo Gopay dalam jumlah cukup banyak, dan nggak lupa mengisi Indomaret Card yang biasa saya gunakan untuk ngetap KRL. Setelah tiga bulan menjalani rutinitas pulang-pergi Depok-Tebet, saya udah bisa memolakan perjalanan dan transportasi apa aja yang harus saya gunakan. Nah karena udah kebaca polanya, demi efisiensi, saya pun memutuskan untuk mempersiapkan segalanya. Jadi sadar nggak disadari, keberadaan Indomaret Card ini jadi penting banget dalam keseharian saya. Kemarin pun setelah saya mengamankan kebutuhan transportasi saya, rasanya seneng gitu. Yes, orang plegmatis bin perceiver juga bahagia kalau bisa mempersiapkan dan merencanakan kebutuhan kecilnya hehe.
Nah, siang ini rupanya saya teledor. Saya ninggalin Indomaret Card saya di kantung rok jeans yang saya kenakan kemarin sepertinya. Dan baru saya sadari ketika saya udah mau ngetap kartu. Pinter nggak tuh, huhu. Biasanya padahal, entah kenapa beruntungnya, saya selalu menyadari sebelum berangkat kalau saya kelupaan membawa kartu biru itu. Maka dengan perasaan agak dongkol, terpaksa saya kembali ke loket untuk membeli tiket THB.
Rasanya ternyata agak kesel juga ketika hal yang udah kita persiapkan jadi buyar semua. Namun ketika di perjalanan dari Stasiun Cawang saya berpikir lagi, itu cuma sebagian kecil dari hal yang berjalan di luar rencana dan keinginan. Sebelumnya, ada banyak hal yang alhamdulillah berjalan dengan baik dan lancar, bahkan terkadang melampaui ekspektasi saya. Yah, namanya juga manusia. Ternyata kita suka sekali menuntut kesempurnaan, termasuk dalam rencana kita (baik besar maupun kecil). Mungkin itu yang tanpa kita sadari kita rasakan dan pikirkan, saat kita merencanakan dan mempersiapkan sesuatu. Dan saya jadi berpikir, harusnya beruntung orang-orang plegmatis bin perceiver akut yang hidupnya terbiasa easy going dan sering tanpa rencana. Harusnya siiih haha. Tapi toh hidup kita, diri kita ini nggak terbatas dari empat huruf MBTI atau empat jenis tipologi kepribadian yang diciptakan filsuf Yunani sana kan?
Ini entri blog pertama saya setelah beberapa bulan skip menulis. Ada banyak hal yang saya alami, dan ada beberapa hal yang sedang saya pikirkan dan rencanakan ke depan. Semoga nggak hanya berakhir sebagai rencana dan angan-angan belaka yaa. Oke deh, selamat siang manteman, selamat melanjutkan puasanya yaaa ^_^.
